konstruksi beton yang berfungsi sebagai tiang pada bangunan gedung disebut
Pondasi adalah bagian dari suatu sistem struktur pangkal (sub structure) nan menghambat berat sendirinya dan seluruh pikulan kecondongan berpunca struktur atas, kemudian meneruskannya ke lapisan petak dan batuan yang terletak di bawahnya. Beban terbit kolom nan berkarya pada pondasi ini harus disebar ke permukaan tanah yang sepan luas sehingga tanah dapat memikul tanggung dengan aman.
Pondasi ialah episode dari satu sistem rekayasa yang meneruskan beban nan di topang oleh pondasi dan beratnya sendiri ke dalam lahan dan batuan yang terletak di bawahnya. Pembuatan pondasi bangunan harus diperhitungkan dan menjamin kestabilan konstruksi terhadap berat seorang, beban-beban berguna dan gaya-gaya luar, seperti tekanan angin, gempa manjapada dan lain-lain, serta tidak boleh terjadi penerjunan pondasi setempat maupun penghamburan pondasi yang merata kian dari batas tertentu.
Suatu perencanaan pondasi dikatakan benar apabila beban yang diteruskan oleh pondasi ke tanah tidak melampaui kekuatan tanah nan berkepentingan. Apabila kurnia tanah dilampaui, maka penurunan nan berlebihan atau keruntuhan bermula lahan akan terjadi. Jika voltase tekan melebihi tekanan yang diizinkan, maka boleh menunggangi uluran tangan pondasi tiang kerjakan membantu memikul tegangan tekan puas dinding dan kolom puas struktur bangunan.
Berikut pengertian dan definisi pondasi dari bilang perigi buku:
- Menurut Sardjono (1988), pondasi ialah pelecok satu dari konstruksi bangunan nan terdapat dibagian bawah sebuah konstruksi, pondasi mempunyai peran bermakna terhadap sebuah bangunan, dimana pondasi bersedia dan menerima semua barang bawaan konstruksi bagian atas ke lapisan petak nan berada di bagian bawahnya.
- Menurut Gunawan (1991), pondasi adalah suatu bagian bermula konstruksi konstruksi nan bertugas meletakkan bangunan dan meneruskan barang bawaan konstruksi atas (upper structure/super structure) ke radiks lahan yang cukup lestari mendukungnya.
- Menurut Hardiyatmo (2002), pondasi adalah suku cadang struktur terendah dari bangunan yang meneruskan kewajiban gedung ke tanah atau batuan yang berada di bawahnya.
Aspek-aspek Pemilihan Jenis Pondasi
Perencanaan pondasi harus didasari bilang aspek, antara tidak yakni; fungsi dari bangunan, jenis tanah, kedalaman tanah persisten pendukung pondasi, maupun bermula aspek biaya (moneter). Tentang penjelasan tiap-tiap aspek pemilihan pondasi adalah sebagai berikut:
- Keadaan tanah pondasi. Keadaan persil di bawah pondasi erat kaitannya dengan seleksi tipe pondasi. Peristiwa ini dikarenakan setiap tipe pondasi memiliki bentuk serta mekanisme penyaluran beban yang berbeda tergantung sreg kondisi tanahnya. Faktor tanah yang diperhitungkan antara tidak tipe tanah, indikator persil, daya panggul, kedalaman persil keras dan sebagainya.
- Batasan akibat struktur di atasnya. Kondisi bahara struktur atas bisa meliputi total besar beban akibat struktur atas, arah gaya beban baik beban vertikal maupun horizontal dan penyerantaan beban serta sifat dinamis yang dimiliki oleh struktur tersebut.
- Batasan kejadian lingkungan berbunga sekitar. Batasan lingkungan yang dimaksud kerumahtanggaan biji ini ialah kondisi lingkungan sekeliling proyek. Memahfuzkan dalam berbuat satu pembangunan mesti mencacat kondisi mileu sekitar, sehingga diharapkan dalam melakukan pekerjaan bangunan tak menggagu dan membahayakan lingkungan sekitar ataupun bangunan yang telah suka-suka di sekitarnya.
- Biaya dan perian karier. Faktor biaya dan waktu pelaksanaan tiang penghidupan perlu diperhatikan karena termasuk dalam manajemen konstruksi sebuah bangunan dan sangat gandeng dengan pencapaian kondisi yang tepat dan ekonomis.
Jenis-tipe Pondasi
Bentuk pondasi ditentukan oleh berat bangunan dan keadaan kapling di seputar gedung, sedangkan kedalaman pondasi ditentukan maka itu letak tanah padat nan mendukung pondasi. Menurut Gunawan (1991), secara umum pondasi dibagi menjadi dua jenis, ialah pondasi dangkal dan pondasi dalam. Pondasi tohor merupakan pondasi nan doang bakir menerima tanggung relatif kerdil dan secara langsung mengamini barang bawaan bangunan. Sedangkan pondasi privat adalah pondasi yang congah menerima beban bangunan nan besar dan meneruskan muatan gedung ke tanah persisten atau batuan nan lampau internal. Adapun penjelasan berusul masing-masing klasifikasi pondasi adalah sebagai berikut:
a. Pondasi Cangkat
Pondasi dangkal (shallow foundation) adalah pondasi yang mendukung beban secara langsung. Pondasi ini digunakan apabila lapisan kapling suporter lega sumber akar pondasi terwalak relatif jauh berpokok rataan tanah/daya dukung petak sreg dasar bangunan loyo. Seandainya kedalaman dasar pondasi mulai sejak muka tanah yakni tekor atau sama dengan pepat pondasi (D = B) maka disebut pondasi cangkat. Sistem pondasi dipakai plong lapisan tanah dasar nan baik letaknya lain n domestik serta gangguan air lahan atau air sungai dapat diatasi agar pondasi bisa dikerjakan dalam keadaan kering sehingga mutiara pondasi akan lebih baik dan ekonomis.
Jenis-macam pondasi dangkal antara lain adalah seumpama berikut:
- Pondasi Leret Bujukan Siapa. Pondasi lajur batu kali harus dibuat dengan pasangan batu barangkali dengan kualitas baik, tak mudah retak atau hancur. Turap nan dipakai minimal 1 episode semen dan 6 putaran pasir (1:6) dan harus mempunyai fungsi tekan pada semangat 28 hari paling 30 kg/cm2.
- Pondasi Plat (Foot Plat). Pondasi plat menopang tanggung struktural, maka diisyaratkan terbuat dari bangunan beton bertulang dengan dur minimal K175. Pondasi bekas kaki digunakan bikin mendukung tanggung titik individual seperti mana rubrik struktural. Pondasi pad ini bisa dibuat dalam bentuk buntak, persegi. Jenis pondasi ini terdiri bersumber saduran beton berangka dengan ketebalan yang seragam, namun pondasi plad dapat sekali lagi dibuat dalam bentuk berlenggek jika pondasi ini dibutuhkan untuk menyebarkan beban semenjak kolom berat.
- Pondasi Plat Menerus (Continues Footing). Pondasi ini pula diisyaratkan terbuat pecah gedung beton berangka dengan mutu minimal K175. Bentuk pondasi ini merupakan pengembangan berpunca pondasi plat karena antara pondasi plat yang suatu dengan yang lainnya plus dekat jaraknya, sehingga saling overlap, lebih baik antar kolom-kolom dihubungkan menjadi satu sangat pondasi plat menerus.
- Pondasi Sumuran. Pondasi sumuran digunakan apabila petak bawah nan baik agak dalam letaknya serta di n domestik tanah terletak gangguan yang menghalangi pelaksanaan pembuatan pondasi. Pondasi sumuran juga dapat digunakan jika suka-suka bahaya penggerusan kapling di radiks pangkal pondasi oleh arus air, dasar sumuran harus serius pada sepuhan tanah keras.
- Pondasi Rakit. Pondasi ancu yaitu pondasi plat beton nan dibuat seluas konstruksi di atasnya atau disebut pondasi plat setempat yang luas sekali. Pondasi ini digunakan bikin kondusif bangunan nan terletak pada tanah sabar atau digunakan bila susunan kolom-kolom jaraknya sedemikian dekat di semua arahnya, sehingga memperalat pondasi telapak, sisinya berhimpit suatu sekufu tak.
b. Pondasi Privat
Pondasi dalam ialah pondasi yang meneruskan beban bangunan ke petak dasar atau tanah keras yang terletak jauh dari satah. Sekiranya kedalaman pondasi bersumber muka kapling yaitu lebih berusul lima barangkali demes pondasi (D > 5B) maka disebut pondasi internal. Pondasi kerumahtanggaan digunakan apabila lahan dasar sebagai tempat peletakan pondasi enggak mempunyai daya dukung yang cukup cak bagi menghambat tanggung yang bekerja di atas, atau apabila tanah dasar tersebut letaknya sangat intern.
Varietas-tipe pondasi dalam antara bukan adalah sebagai berikut:
1). Pondasi Rumah sakaguru (Pile Foundation)
Pondasi Tiang pancang adalah jenis pondasi privat yang sah dijumpai pada konstruksi darat maupun laut, jenis pondasi ini digunakan apabila jenis strukturnya bersentuhan langsung dengan rawa, air, dan juga tanah nan memiliki anak kunci panggul nan invalid pun, pondasi ini bertujuan menopang barang bawaan di atasnya lampau meneruskan beban tersebut melalui rumah sakaguru tersebut, berdasarkan keberagaman pemindahan bebannya, ada nan melanjutkan pikulan dengan pesakitan ujung (end bearing), ada juga meneruskan barang bawaan melalui kulit dari gawang tonggak itu sendiri (friction pile).
Bersendikan jenis bahan nan digunakan, pondasi tiang seri terbagi menjadi beberapa keberagaman, yaitu perumpamaan berikut:
- Kusen Pancang Kayu. Tiang pancang kayu merupakan tiang seri yang berbahan kayu, yang biasanya dapat diambil di hutan dan kualitas yang bagus kembali, biasanya gawang akan diberi pengawet agar enggak mudah berjamur lalu ujungnya akan diruncingkan, mudahmudahan detik dipancang, dapat dengan mudah menembus lapisan tanah, dan cak semau pula nan memasrahkan sepatu pada pancang ini semoga ketika bertarung dengan bebatuan nan keras, pancang ini masih bisa menembus bebatuan tersebut.
- Gawang Pancang Beton. Tiang sendi ini berbahan beton dan galibnya tiang pancang ini mutakadim dalam kondisi makara, dimana kondisi awalnya di cor di medan anak kunci, sangat di kirimkan ke tempat bangunan, kebanyakan tiang pancang pra-cetak ini dibuat menggunakan penguatan galibnya dibuat untuk tegangan lentur sepanjang proses distribusi.
- Kusen Pancang Baja. Selain kayu dan beton terserah juga tiang sendi berbahan rabuk, dimana tiang sendi ini lalu sekata digunakan sreg pondasi atau tanah keras di kedalaman tertentu, tiang pancang baja biasanya berbentuk peti dan ada lagi yang berbentuk pipa, namun galibnya digunakan dalam bentuk pengudut, dan juga tiang pancang kawul ini juga dapat menahan benturan akibat proses pemancangan itu sendiri, dan pada tiang sendi ini proses penyambungan kembali terbilang cukup mudah.
- Tiang Pacak Konglomerasi. Tiang pancang ini merupakan gawang pancang tipe anak bungsu, dimana papan pacak ini memadukan antara tiang sendi berbahan kayu, beton dan baja, contohnya merupakan material kayu atau beton kreatif parasan atas, dan material serabut diletakkan plong latar bawah pondasi, seiring berjalannya waktu, tiang pancang macam ini mulai ditinggalkan dikarenakan biayanya nan terbilang pas mahal.
2). Pondasi Tiang Bore Pile
Pondasi bore pile ialah tulangtulangan pondasi dalam yang dibuat di dalam meres kapling. Pondasi ditempatkan hingga kedalaman yang dibutuhkan dengan cara menciptakan menjadikan lubang dengan sistim pengeboran atau pengerukan petak. Setelah kedalaman sudah didapatkan kemudian dilakukan pengecoran beton pada gorong-gorong pondasi nan sudah lalu dibor. Bore pile atau kembali disebut pondasi sumuran, rajin juga digunakan lega konstruksi raksasa maupun rumahan yang memiliki sosi bawa tanah keras mewah sreg kedalaman nan pas jauh di atas latar tanah, sehingga bukan dimungkinkan untuk menggali atau menunggangi jenis pondasi cetek, pondasi sumuran alias bore pile ini berbeda dengan tiang pancang, dimana pondasi ini dibantu oleh beton yang di masukkan ke intern casing ataupun ke privat tanah yang mutakadim dibor.
Teori Pembebanan Pondasi
Pembebanan adalah kejadian yang secepat diperhitungkan dalam perencanaan dan analisis gedung. Umumnya pembebanan sreg struktur gedung dikelompokkan menjadi dua berdasarkan arah kerjanya ialah tanggung vertikal dan horizontal. Beban vertikal yang bekerja pada struktur gedung meliputi bagasi mati (D) dan bahara hayat (L), sementara itu beban melintang berupa beban angin serta beban gempa. Adapun penjelasan dari masing-masing pembebanan pondasi merupakan sebagai berikut:
a. Beban Senyap / Dead Load (DL)
Beban sepi adalah berat semenjak keseluruhan bagian gedung yang bersifat tegar baik berupa komponen terdahulu struktur bangunan maupun suku cadang arsitekturnya. Beban senyap bisa diperoleh dengan pendirian mengalikan tagihan komponen dengan berat jenis tiap-tiap. Beban mati meliputi semua babak komponen struktur yang bersifat konstan termasuk segala apa atom tambahannya. Kewajiban sirep merupakan berat total target konstruksi bangunan gedung yang terbentang, termasuk dinding, lantai, tarup, pagu, tangga, dinding partisi loyal, finishing, klading konstruksi dan komponen arsitektural dan sistemis lainnya serta peralatan yang terpasang tercantum berat keran. Tabel di bawah ini ialah macam-macam berat objek bangunan dan komponen gedung menurut SNI 1727-1989.
b. Bahara Hidup / Live Load (LL)
Bahara hidup adalah beban nan dihasilkan maka dari itu konsumen dan warga bangunan gedung maupun struktur enggak yang bukan tersurat bagasi konstruksi dan beban lingkungan, sama dengan barang bawaan kilangangin kincir, beban hujan, muatan gempa, beban air ampuh, atau beban mati. Besarnya beban hidup pada tiap lantai gedung ditentukan sesuai fungsi bangunan gedung nan telah disediakan dapat dilihat plong tabel di bawah ini.
c. Beban Gempa / Earth Quake Load (E)
Beban gempa merupakan beban aksi lingkungan nan terjadi akibat adanya tren lateral yang bekerja plong bangunan. Intern peristiwa pengaruh gempa terhadap struktur, maka muatan gempa disini diartikan sebagai mode-gaya dalam struktur nan terjadi oleh gerakan tanah akibat gempa itu. Analisa beban gempa pada pondasi dihitung beralaskan SNI 1726:2012 tentang Tata cara perencanaan toleransi gempa untuk struktur bangunan gedung dan non bangunan. Sreg perencanaannya pondasi harus dapat menahan dan mengakomodasi goyangan yang terjadi lega struktur maka dari itu pergerakan tanah.
Daftar Teks
- Sardjono, H.S. 1988.
Pondasi Tiang sendi
. Surabaya: Sinar Wijaya. - Gunawan. 1991.
Pengantar Mantra Bangunan
. Yogyakarta: Kanisius. - Hardiyatmo, H.C. 2002.
Mekanika Tanah I
. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Source: https://www.kajianpustaka.com/2020/11/pondasi.html